PRESIDEN
MENGAJAK ISTRINYA UNTUK MENOLONG ORANG YANG AKAN MELAHIRKAN
19062012
Cerpen: Yafshil
Ismal
Sebagai seorang
presiden yang memegang jabatan tertinggi, dia sering sekali ronda malam untuk
menjaga kota atau pun melihat keadaan rakyatnya. Pada suatu malam, seperti
biasanya dia keluar dan berjalan jalan berkeliling kota. Suatu ketika
pandangannya tertuju ke arah sebuah kemah tua yang terbuat dari kulit onta.
Kemah itu tegak di tanah lapang. Selama ini dia tidak pernah melihat kemah itu.
Sehingga dia penasaran untuk menghampirinya. Sesampainya di kemah, dia
mendengar suara rintihan seorang perempuan yang sedang kesakitan di dalamnya,
sedangkan di luar dekat kemah ada seorang laki-laki yang termenung bingung.
Presiden memberi
salam kepada laki-laki itu, lalu duduk di sebelahnya dan bertanya, “Dari mana
anda datang?” Laki-laki itu menjawab, “Wahai tuan, sungguh saya ini orang asing
yang datang dari sebuah dusun. Saya datang untuk mengharapkan belas kasih dari
Presiden.”
Presiden pun
menawarkan kebaikan kepada laki-laki itu, “Kalau anda memerlukan pertolongan,
saya bersedia membantu.” Presiden bertanya, “Mengapa terdengar suara rintihan
seorang perempuan dari dalam kemah?”
Laki-laki itu
tidak menjawab pertanyaan presiden. Yang dikatakannya adalah “Silakan engkau
pergi dan uruslah pekerjaanmu sendiri.”
Presiden berkata
lagi, “Tolonglah beritahu aku, barangkali aku dapat menolongnya.”
Karena agak
sedikit didesak, akhirnya laki-laki itu berkata, “Baiklah jika engkau ingin
mengetahuinya. Sungguh yang sedang merintih-rintih mengerang di dalam kemah ini
adalah istri ku yang sedang kesakitan karena ingin melahirkan anak yang
dikandungnya.”
Presiden
bertanya, “Adakah seseorang di dalam kemah ini yang sedang merawat istri mu?”
“Tidak, tidak ada
seorang pun.” Kata laki-laki itu.
Setelah presiden
mendengarkan hal itu, lalu dia cepat-cepat pulang ke rumahnya, kemudian
memberitahukan kejadia tersebut kepada istrinya. Kata presiden, “Wahai istriku,
sungguh Tuhan telah membuka peluang bagimu, jalan yang sangat mulia di sisi
Tuhan, supaya berjasa pada malam hari ini.”
Istrinya terkejut
dan penuh dengan tanda tanya, “Wahai suami ku, apakah maksudmu itu?”
Presiden
menjawab, “Dengarlah istriku, di ujung jalan
sebelah sana ada sebuah kemah tua, dimana penghuninya datang dari sebuah
dusun. Dalam kemah itu ada seorang perempuan yang sedang mengerang merintih
menahan sakit yang amat sangat, karena ingin melahirkan anak yang sedang
dikandungnya. Tidak ada seorang pun yang merawatnya.”
Istrinya
menjawab, “Wahai suamiku, aku bersedia merawatnya, karena kewajibanku adalah
melaksanakan keinginan dan kemuliaan hati suamiku.”
Presiden berkata
kepada istrinya, “Wahai istriku, cepatlah kita ke sana, bawalah ceret dan
makanan serta semua alat-alat yang diperlukan.”
Dengan kerelaan
dan keikhlasan, istri menuruti permintaan suaminya. Lalu dengan segera menuju
ke arah kemah tua itu. Presiden berjalan berdampingan dengan istri yang setia
disebelahnya.
Setelah sampai,
istri presiden pun masuk ke dalam kemah dan presiden menunggu di luar sambil
menyalakan api, guna memasak makanan untuk penghuni kemah tua tersebut.
Beberapa lama
kemudian, terdengar istri presiden memanggil suaminya dari dalam kemah itu,
“Wahai pemimpin umat, ucapkanlah selamat tanda kesyukuranmu untuk saudaramu
ini, karena ia telah melahirkan seorang anak lelaki.”
Ketika mendengar
panggilan “Pemimpin umat” dari istrinya, penghuni kemah itu merasa malu. Mereka
baru menyadari bahwa orang yang sudah bersusah payah berkorban menolong mereka
adalah seorang presiden yang terkenal dan mulia.
Namun presiden
mengerti perasaan saudaranya terhadap dirinya. Dengan lemah lembut presiden
berkata, “Tidak mengapa saudara, janganlah kedudukan atau jabatanku ini
membebani perasaan saudara.”
Kemudian presiden
meletakkan cerek air di tepi kemah itu dan menyuruh istrinya membawa masuk ke
dalam dan memberi makanan yang telah dimasaknya tadi kepada istri penghuni
kemah itu.
Setelah semuanya
beres, presiden pun berpamitan sambil berkata, “Datanglah menemuiku besok, aku
akan mencoba untuk menolongmu.”
Presiden yang dimaksud dalam cerita ini adalah Umar r.a. ketika memegang jabatan sebagai Khalifah.
Selesai.
Pelajaran yang
dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Apakah ada
seorang presiden, raja, pemimpin, atau pun orang kaya di masa sekarang ini yang
sanggup bersusah payah di malam hari hanya untuk menolong seorang yang miskin
apalagi tidak dikenal...???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar