Senin, 13 Oktober 2014

Ingin menyampaikan berita/video “siswa SD Perwari Kota Bukittinggi melakukan bullying” mendapat hambatan.



Senin, 13-10-2014
Sesudah upacara bendera (sekitar jam 8.30 sd. 10.50).

Ingin menyampaikan berita/video “siswa SD Perwari Kota Bukittinggi melakukan bullying” mendapat hambatan.

Kekecewaan Saya dalam Rapat Dinas di SMPN 1 Baso

Assalamu'alaikum wrwb. Sebenarnya tidak ada niat sedikit pun, menuliskan ini di forum, tetapi apa boleh buat, setelah dipikir-pikir ada baiknya dituliskan juga, disamping ada rasa kekecewaan tetapi kemaslahatannya yang lebih penting. Agar menjadi perhatian berharga bagi teman-teman (khususnya guru, kepala sekolah, atau pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan).

Baiklah saya mulai saja:

“Saya lihat jam di dinding, sudah 3 jam pelajaran (jp) (3 x 40 menit) jarum jam beranjak dari jam sesudah upacara bendera, tepatnya sudah masuk jam pelajaran ke 4. namun rapat dinas belum juga usai”

“Kegelisahan hati saya sebagai seorang guru mulai terusik, lantaran baru-baru ini terjadi peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan kita, yaitu: siswa SD Perwari Kota Bukittinggi melakukan bullying”
(down load-an, videonya ada pada saya dan tidak baik jika ditampilkan di sini).

Mulanya, saya "cut" (potong pembicaraan wakil kepala sekolah) dengan terlebih dahulu saya minta maaf. Sebab ada usulan yang akan disampaikan (hanya minta waktu 3 menit). Sayang sekali, permintaan ditolak. sehingga saya dan guru-guru lainnya, masih tetap menjadi pendengar yang baik.

Usulan yang akan saya sampaikan yaitu:

  1. Agenda rapat tolong disampaikan terlebih dulu (maksud saya secara tertulis/terperinci, kalau perlu dengan waktunya) di saat awal rapat, agar rapat lebih terarah dan lebih efektif, baik dalam hal-hal yang akan disampaikan maupun hal-hal yang perlu dimusyawarahkan.
Saya amati sudah 3 jp dari awal, isi rapat sifatnya banyak pengarahan tentang implementasi kurikulum 2013 yang pada dasarnya sudah banyak diketahui oleh para guru. Menurut saya (sekali lagi saya mohon ma’af) isi rapat sifatnya cendrung mengajari/menasehati guru-guru yang menurut saya umumnya sudah dipahami oleh guru-guru.
Hal-hal lain yang perlu dirapatkan/dimusyawarahkan hanya memakan waktu sedikit.

  1. Dalam rapat, waktu cenderung didominasi oleh wakil-wakil kepala sekolah (termasuk kepala sekolah). Waktu terpakai lebih kurang 30 menit untuk satu orang (3 orang x 30 menit = 1,5 jam) bahkan lebih, sedangkan guru-guru semuanya hanya menjadi pendengar yang baik. Waktu atau kesempatan bagi guru-guru hanya diberikan sangat sedikit/singkat. Padahal bagi rekan-rekan (sesama guru) banyak pendapat, saran  atau usulan yang mesti didengarkan/disampaikan, tetapi tidak tersampaikan.

  1. Usulan nomor tiga ini-lah yang sebenarnya sangat penting ingin saya sampaikan dalam forum rapat, yaitu: Ingin menyampaikan berita/video “siswa SD Perwari Kota Bukittinggi melakukan bullying” tetapi malah mendapat hambatan (alasannya: guru-guru sudah banyak yang tahu).
Padahal kejadian ini, (saya mengkhawatirkan ada kemungkinan) bisa saja terjadi di SMPN 1 Baso (dalam bentuk peristiwa lain umpamanya). Sebab rapat saat ini, menggunakan waktu dalam proses belajar mengajar (PBM). Apalagi rapat cukup lama, tidak dipercepat/dipersingkat.
Kalau tidak bisa dipersingkat/dipercepat pakailah waktu di luar PBM.
Padahal walaupun waktu yang dipakai menurut kita singkat pun, akan rawan bagi peserta didik kita, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Andai terpaksa juga menggunakan waktu disaat jam PBM (misalnya rapat dadakan), sebaiknya peserta didik dipulangkan saja.

Rapat pada jam PBM, sudah terjadi beberapa kali.
Memang “Alhamdulillah” siswa SMPN 1 Baso masih aman-aman saja.
Sampai ada lontaran kata-kata: “kita sambil menguji peserta didik kita”.
“Sudah ada satpam, yang mengawasi”.
Mendengar kata-kata ini saya bukan semakin tenang, justru kecewa. Disamping kekecewaan atas usulan yang akan disampaikan tidak sepenuhnya menjadi perhatian.

Saya mengingatkan disini:
Bahwa penyesalan itu datangnya selalu belakangan.
Janganlah kita seperti itu, kalau sudah terjadi, baru menyesal nanti.
Sekali lagi saya katakana:
“Kalau memang betul-betul terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bagaimana…….???????”
(maaf, contohnya sudah ada: seperti yang terjadi dalam video “siswa SD Perwari Kota Bukittinggi melakukan bullying”)  

Tulisan ini akan menjadi bukti bahwa saya selaku guru, secara pribadi sungguh sangat kecewa, usulan di atas yang akan disampaikan (hanya minta waktu 3 menit), tetapi mendapat hambatan kesempatan. Walaupun pada akhirnya kesempatan bicara ada juga, tetapi pada jam rapat sudah hampir selesai, dan situasi pun nampak sudah tidak kondusif.

Saya bertanggungjawab atas tulisan ini, jika ada pihak yang tersinggung saya mohon diberi maaf, demi untuk kemaslahatan bersama dalam dunia pendidikan (khususnya di SMPN 1 Baso).
Akhirnya saya pribadi membuat pernyataan sebagai berikut:

Pada hari ini (senin, 13-10-2014. pukul 5: pm) melalui tulisan ini saya menyatakan:
“Untuk rapat-rapat selanjutnya di SMPN 1 Baso (saya ikut rapat lantaran tugas dan kepatuhan terhadap pimpinan), jika waktu rapat masih menggunakan jam PBM (khususnya yang terkait di jam PBM saya), terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka saya pribadi berlepas tangan/tidak ikut bertanggung jawab”. 
Baso, senin 13 Oktober 2014
                ttd
(Yafshil Ismal, S.Pd).
Tempat tugas: SMPN 1 Baso, Jl. Raya Bukuttinggi-Payakumbuh Km. 13
dan tambahan tugas: SMP Tahfizhulqur’an Syech Ahmad Khatib Balai Gurah Ampek Angkek.

Silakan tulis jika ada komentar anda, kritikan sehat yang sifatnya membangun saya terima dengan senang hati.