HINDARI MUSIBAH DENGAN BERSYUKUR
YAFSHIL ISMAL
(Guru IPA SMPN 1 Baso dan SMP
Tahfizhul Qur’an Balai Gurah Ampek Angkek)
Berbagai musibah telah datang kepada umat di dunia
ini, lantaran banyak di antara umat yang tidak bersyukur kepada-Nya. Termasuk
negeri yang kita cintai ini, telah ditimpa: tsunami, gempa bumi, dan wabah,
serta banyak lagi musibah lainnya.
Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepada mu, dan jika kamu
mengingkari nikmat-Ku, maka sungguh azab-Ku sangat pedih, (QS. Ibrahim: 7).
Musibah dapat dihindari dengan bersyukur
kepada-Nya. Tanda orang yang bersyukur (beriman dan bertakwa), mereka
meramaikan dan menghidupkan masjid-masjid.
Tiada suatu azab pun yang didatangkan oleh Allah
Swt. kepada suatu penduduk bumi, melainkan azab tersebut tidak akan mengenai
orang-orang yang menghidupkan masjid-masjid.
Yang dimaksud dengan meramaikan dan menghidupkan
masjid-masjid ialah orang-orang yang selalu mengerjakan ibadah di dalam masjid
sehingga masjid tampak ramai dan hidup, tidak sepi.
Sesungguhnya
Allah Swt. apabila menurunkan azab dari langit kepada penduduk bumi, maka azab
tersebut dihindarkan dari orang-orang yang meramaikan masjid-masjid, (Riwayat Asakir melalui Anas r.a.).
Abu Darda r.a. berkata, “Kebiasaan Rasulullah saw,
apabila terjadi angin bertiup sangat kencang (angin ribut), beliau terlihat
cemas, kemudian segera pergi ke masjid”.
Aisyah r.a. berkata, “Apabila terjadi mendung,
awan hitam, dan angin kencang, wajah Nabi saw. yang biasa memancarkan nur, akan
terlihat pucat karena takut kepada Allah.”
Aisyah r.a. berkata lagi, “Apabila hujan mulai
turun, maka wajah Nabi saw. menjadi ceria. Saya bertanya kepada beliau, “Ya
Rasulullah, apabila terlihat awan mendung semua orang merasa gembira karena
menandakan hujan akan turun, tetapi mengapa engkau justru terlihat cemas?”
Beliau menjawab, “Wahai Aisyah, bagaimana saya dapat meyakini bahwa angin
kencang dan awan mendung itu tidak akan mendatangkan azab Allah? Kaum ‘Ad telah
dibinasakan oleh angin topan. Ketika mereka melihat awan mendung, mereka merasa
gembira karena mengira akan segera turun hujan. Padahal bukan hujan yang turun,
melainkan azab Allah untuk membinasakan mereka.”
Inilah contoh tauladan Nabi bagi kita. Lihatlah
diri kita yang bergelimang dengan dosa, jarang merasa takut apabila terjadi
gempa bumi, angin topan, dan lainnya. Hanya sedikit yang bertaubat dan
mengerjakan shalat ke masjid.
Segala musibah, tidak ada seorang pun yang
menginginkannya, tetapi itu semua datang dari Allah Swt.
Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar, Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (artinya:
sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali), (QS. Al-Baqarah: 155-156).
Musibah merupakan ujian untuk mengingatkan manusia
kepada-Nya dan untuk membersihkan diri manusia dari dosa.
Ujian berguna untuk ke arah yang lebih baik,
ibarat anak sekolah akan naik ke kelas yang lebih tinggi, apabila lulus dalam
ujian. Ujian yang datang kepada seorang hamba Allah, adalah untuk meninggikan
derajat hamba Allah yang bersangkutan.
Apabila
Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memberinya cobaan supaya Allah
mendengar tadharru’-nya (rintihan meminta kepada-Nya), (Riwayat Baihaqi melalui Abu Hurairah r.a.).
Marilah beribadah di dalam masjid! Agar masjid-masjid
ramai, dipenuhi orang-orang yang zikir, shalat, dan membaca Qur’an. Ini sebagai
tanda syukur kepada-Nya. Sehingga musibah terhindar dari kita, yang datangnya
tiba-tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar