Kamis, 10 Januari 2013

artikel: BUKANKAH KITA INGIN BAHAGIA?


(Kamis,10 Januari 2013 M/ 27 Shafar 1434 H) malam 11: 23
BUKANKAH KITA INGIN BAHAGIA?
Hidup bahagia adalah idaman kita semua. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang ingin hidupnya sengsara.
Belajar bagaimana caranya untuk hidup bahagia, sebenarnya sudah dimulai sejak saat usia belia. Saat setiap muslim, mulai belajar Al-Qur’an. Belajar melalui lima ayat pertama Al-Qur’an Surat Al-Baqarah.
Kita kutip terjemahnya: “(1) Alif laam miim. (2) Itulah Al-Qur’an tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi yang bertaqwa. (3) Yaitu yang beriman pada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan . (4) Mereka beriman pada Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan kehidupan akhirat. (5) Mereka tetap mendapat petunjuk dari Allah, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Orang-orang yang beruntung adalah orang-orang yang bahagia. Mereka beriman pada yang ghaib. Kekuatan ghaib yaitu suatu kekuatan di luar kuasa manusia.
Orang yang beriman, yakin adanya kekuatan yang ghaib itu. Setelah yakin, lalu ia akan melakukan sesuatu. Ia akan bertindak.
Dalam setiap tindakan pasti ada akibat. Tindakan positif yang dilakukan berdasarkan keyakinan akan menghasilkan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Misalnya seseorang akan mendapatkan hadiah atau upah, akibat buah dari hasil kerja positif yang ia lakukan.
Tindakan yang dilakukan seseorang dengan memanfaatkan potensi yang telah diterima dari-Nya, berarti orang tersebut telah menuju kearah hidup bahagia.
Banyak potensi yang bisa dimanfaatkan; baik potensi yang ada pada diri kita sendiri. maupun potensi alam yang ada.
Potensi yang ada pada diri kita sendiri, bukankah kita telah diciptakan-Nya dengan sempurna. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (QS.95/At Tiin: 4).
Apalagi jika kita terlahir tidak ada cacat. Punya otak untuk berpikir, punya mata untuk melihat (tidak buta), punya telinga untuk mendengar (tidak tuli), punya mulut untuk bicara (tidak bisu), punya tangan dan kaki untuk bekerja.
Dalam memanfaatkan potensi alam, orang minang mengatakan:
Batanam sagalo nan bapucuak. Paliharo sado nan banyao. Nan lunak tanami padi. Nan kareh jadikan ladang. Nan bancah palapeh itiak. Ganangan lapehkan ikan.
Kalau kita sudah berusaha, dan telah memanfaatkan segala potensi yang ada, maka akan ada hasilnya. Besar atau kecil hasil yang diperoleh, kita harus tetap bersyukur (selalu bersyukur)..
Sebaliknya, jika belum berhasil, kita bersabar. Mungkin ini cobaan atau ujian dari Allah Swt. Sebagaimana Firman-Nya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Q.S.2/Al Baqarah: 155).
Yakinlah bahwa: Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas, (QS.2/Al Baqarah: 212).
Jika kita renungkan lebih mendalam tentang kebahagiaan, maka sebenarnya kita telah bahagia. Sebab selain kita telah diciptakan dengan sempurna, kita juga telah diberi-Nya berbagai macam nikmat. Bersyukurlah! Jangan lagi mengeluh.
Kalau kita ingin lebih bahagia lagi dari apa yang kita alami seperti sekarang ini, maka usahalah yang lebih sungguh-sungguh dan selalulah berdoa, Robbana atina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wakina azabannar. Artinya: Ya Allah bahagiakanlah kami hidup di dunia dan bahagiakanlah kami hidup di akhirat serta jauhkanlah kami dari azab api neraka. Amiiin.
Insya-Allah kita akan hidup bahagia.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar