(Kamis,10 Januari 2013 M/ 27 Shafar 1434 H) malam 11: 23
BUKANKAH KITA INGIN BAHAGIA?
Hidup bahagia
adalah idaman kita semua. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang ingin hidupnya
sengsara.
Belajar
bagaimana caranya untuk hidup bahagia, sebenarnya sudah dimulai sejak saat usia
belia. Saat setiap muslim, mulai belajar Al-Qur’an. Belajar melalui lima ayat
pertama Al-Qur’an Surat Al-Baqarah.
Kita kutip
terjemahnya: “(1) Alif laam miim. (2) Itulah Al-Qur’an tidak ada keraguan
padanya, petunjuk bagi yang bertaqwa. (3) Yaitu yang beriman pada yang ghaib,
yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan . (4)
Mereka beriman pada Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang
diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan kehidupan akhirat. (5) Mereka
tetap mendapat petunjuk dari Allah, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Orang-orang
yang beruntung adalah orang-orang yang bahagia. Mereka beriman pada yang ghaib.
Kekuatan ghaib yaitu suatu kekuatan di luar kuasa manusia.
Orang yang
beriman, yakin adanya kekuatan yang ghaib itu. Setelah yakin, lalu ia akan melakukan
sesuatu. Ia akan bertindak.
Dalam setiap
tindakan pasti ada akibat. Tindakan positif yang dilakukan berdasarkan
keyakinan akan menghasilkan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Misalnya
seseorang akan mendapatkan hadiah atau upah, akibat buah dari hasil kerja
positif yang ia lakukan.
Tindakan yang
dilakukan seseorang dengan memanfaatkan potensi yang telah diterima dari-Nya,
berarti orang tersebut telah menuju kearah hidup bahagia.
Banyak potensi
yang bisa dimanfaatkan; baik potensi yang ada pada diri kita sendiri. maupun
potensi alam yang ada.
Potensi yang
ada pada diri kita sendiri, bukankah kita telah diciptakan-Nya dengan sempurna.
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (QS.95/At Tiin: 4).
Apalagi jika kita
terlahir tidak ada cacat. Punya otak untuk berpikir, punya mata untuk melihat
(tidak buta), punya telinga untuk mendengar (tidak tuli), punya mulut untuk
bicara (tidak bisu), punya tangan dan kaki untuk bekerja.
Dalam
memanfaatkan potensi alam, orang minang mengatakan:
Batanam sagalo nan bapucuak. Paliharo sado nan banyao. Nan
lunak tanami padi. Nan kareh jadikan ladang. Nan bancah palapeh itiak. Ganangan
lapehkan ikan.
Kalau kita
sudah berusaha, dan telah memanfaatkan segala potensi yang ada, maka akan ada
hasilnya. Besar atau kecil hasil yang diperoleh, kita harus tetap bersyukur
(selalu bersyukur)..
Sebaliknya, jika
belum berhasil, kita bersabar. Mungkin ini cobaan atau ujian dari Allah Swt.
Sebagaimana Firman-Nya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Q.S.2/Al Baqarah: 155).
Yakinlah bahwa:
Allah memberi rezeki kepada orang-orang
yang dikehendaki-Nya tanpa batas, (QS.2/Al Baqarah: 212).
Jika kita
renungkan lebih mendalam tentang kebahagiaan, maka sebenarnya kita telah
bahagia. Sebab selain kita telah diciptakan dengan sempurna, kita juga telah diberi-Nya
berbagai macam nikmat. Bersyukurlah! Jangan lagi mengeluh.
Kalau kita
ingin lebih bahagia lagi dari apa yang kita alami seperti sekarang ini, maka usahalah
yang lebih sungguh-sungguh dan selalulah berdoa, Robbana atina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wakina
azabannar. Artinya: Ya Allah bahagiakanlah kami hidup di dunia dan
bahagiakanlah kami hidup di akhirat serta jauhkanlah kami dari azab api neraka.
Amiiin.
Insya-Allah
kita akan hidup bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar