MELAHIRKAN DAN MENYUSUI, KODRAT
WANITA
Oleh Yafshil Ismal, S.Pd
(Guru di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur'an Balai Gurah Ampek Angkek)
Apabila kita mempelajari Anatomi dan Fisiologi
tubuh Manusia, maka kita akan menemui perbedaan yang jelas antara pria dengan
wanita. Dari sekian banyak perbedaan, antara lain adalah terdapatnya perbedaan os coxae atau tulang
panggul yang bentuknya lebih melebar pada tubuh wanita dibandingkan dengan
panggul pria yang bentuknya agak ramping. Kemudian mammae atau payudara yang
tumbuh dan berkembang pada tubuh wanita, sedangkan pada tubuh pria tidak
demikian halnya. Perbedaan ini terjadi karena fungsi yang berlainan antara
keduanya.
Fungsi pelebaran tulang panggul; yang terdiri dari
tulang usus: os ilium, tulang kemaluan: os pubis dan tulang duduk: os
ischium, pada wanita, selain sebagai daya tarik bagi pria yang lebih
penting lagi dari itu adalah untuk memudahkan dalam pembenihan sampai kepada
saat melahirkan si bayi.
Fungsi pertumbuhan dan perkembangan mammae
juga penting bagi wanita. Selain sebagai daya tarik buat pria, terutama adalah
untuk menghasilkan air susu (ASI) sebagai makanan pokok untuk bayi yang baru
lahir, hingga umur penyapihan (dua tahun).
Pertumbuhan dan perkembangan mammae ke arah ukuran
orang dewasa pada wanita remaja karena dipengaruhi oleh hormon-hormon kelamin.
Selanjutnya dalam masa kehamilan sampai melahirkan mammae berkembang lebih
lanjut karena dipengaruhi oleh hormon estrogen dan hormon progesteron.
Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormon, adrenokortikosteroid dan
thyroid juga diperlukan bagi pertumbuhan optimal “secretory apparatus” dalam
kelenjar susu. Peristiwa persalinan mencetuskan sekresi prolaktin oleh lobus
anterior hipophyse, dan karena pengaruhnya maka sel-sel asiner kelenjar susu
mengadakan sintesis dan sekresi bermacam-macam komponen susu.
Berdasarkan kepada keterangan di atas maka
dapatlah dikatakan bahwa melahirkan bayi dan menyusukannya adalah kodrat bagi
kaum wanita. Kodrat pada kaum wanita ini jelas tidak dapat digantikan
kedudukannya atau ketetapannya oleh kaum pria. Walaupun ada ‘waria’ berjenis
kelamin pria dioperasi menjadi dirinya berkelamin wanita, namun pada hasil
akhirnya dia tidak dapat melahirkan sang bayi. Walaupun ada manusia lahir
secara tabung (bayi tabung), namun wanita mutlak diperlukan. Karena proses bayi
tabung merupakan pertemuan sperma dan ovum di luar seksual, kemudian diletakkan
pada rahim wanita subur. Walau ada pria disuntik hormon perangsang mammae
sehingga menumbuhkan mammae yang montok, namun hasil
akhir tidak dapat mengsekresi air susu buat si bayi.
Kita akui bahwa setiap wanita sehat dan subur yang
dapat dibuahi kemudian hamil dan melahirkan bayi akan dapat mengsekresi air
susu dari mammaenya. Air susu yang keluar dari mammae ibu (ASI) ini
merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama.
Sebab ASI mengandung semua gizi (nutrian) yang dibutuhkan untuk membangun dan
menyediakan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Di samping itu juga mengandung zat
anti kuman yang kuat yang keberadaannya tidak dapat diberikan melalui jalan
lain. ASI mengandung antibody terhadap bermacam-macam jasat, baik virus maupun
bakteri.
Penggunaan air susu ibu (ASI) di kota-kota besar nampaknya
mulai menurun. Hal ini bukan dikarenakan kurangnya pendidikan ataupun
pengetahuan sang ibu tentang pentingnya ASI, akan tetapi dikarenakan
alasan kesibukan ibu bekerja di luar
rumah, seperti di kantor, di pasar, dan lain-lain. Masalah ini sebenarnya bisa
diatasi; antara lain ibu dapat memeras ASI dengan tangannya di rumah guna meninggalkan
ASI untuk bayi saat ibu pergi untuk bekerja, atau ibu dapat memeras ASI-nya pada
waktu kerja dan memasukkannya ke dalam
botol steril kemudian mengirimkan kepada bayinya di rumah.
Penyusuan bayi oleh ibu adalah suatu proses dimana
seorang bayi menerima air susu dari mammae ibunya. Perlakuan ini
merupakan cara ilmiah yang normal dalam memberikan makanan bayi. Cara seperti
di atas, yaitu memasukkan ASI ke dalam
botol steril bukanlah cara yang ilmiah. Namun perlu diketahui bahwa lebih tidak
ilmiah lagi bila ibu beranggapan bahwa pemberian susu botol buatan atau susu
sapi umpamanya dan makanan bayi yang diproduksi pabrik sudah mencukupi
kebutuhan makanan sang bayi. Hal ini mungkin akan berbahaya bagi kesehatan sang
bayi.
Berbahagialah bagi wanita yang sadar akan kondratnya.
Mau menerima kelahiran bayinya dan mau pula untuk menyusukannya dengan
sempurna. Bayi yang disusui oleh ibunya dengan ASI secara sempurna akan tumbuh
dan berkembang secara optimal, sehat dan cerdas.
Celakalah bagi wanita yang tidak menyadari akan kodratnya. Tidak mau
menyusui bayinya setelah melahirkannya. Apalagi kalau sampai membunuhnya.
Pembunuhan bayi sering kita dengar dan dapat kita baca pada koran atau majalah.
Misalnya: seorang wanita yang mencoba menggugurkan kandungannya akibat hasil
dari hubungan gelap dengan pacarnya dan penemuan bayi dalam kantong pelastik
asoy di tempat pembuangan sampah. Kasus seperti ini biasanya terjadi karena
wanita menyalahgunakan kodrat kewanitaannya. Anatomi wanita yang sedemikian
rupa itu merupakan kodrat yang hendaknya jangan disia-siakan. Jangan
disalahgunakan. Betapa hinanya bila kodrat ini menjadi salah satu sumber fitnah
bila tidak dipelihara atau dijaga.(Dimuat di Wahana Media, Sl 15-03-2011, kolom serba serbi hal.14)
jangan dibuang bayi bayi mu..! antarkan saja ke rumah ku..! biar ku yang mengasuh.
BalasHapus