Minggu, 29 April 2012

artikel: melahirkan dan menyusui, kodrat wanita


MELAHIRKAN DAN MENYUSUI, KODRAT WANITA
Oleh Yafshil Ismal, S.Pd
(Guru di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur'an Balai Gurah Ampek Angkek)
Apabila kita mempelajari Anatomi dan Fisiologi tubuh Manusia, maka kita akan menemui perbedaan yang jelas antara pria dengan wanita. Dari sekian banyak perbedaan, antara lain adalah  terdapatnya perbedaan os coxae atau tulang panggul yang bentuknya lebih melebar pada tubuh wanita dibandingkan dengan panggul pria yang bentuknya agak ramping. Kemudian mammae atau payudara yang tumbuh dan berkembang pada tubuh wanita, sedangkan pada tubuh pria tidak demikian halnya. Perbedaan ini terjadi karena fungsi yang berlainan antara keduanya.
Fungsi pelebaran tulang panggul; yang terdiri dari tulang usus: os ilium, tulang kemaluan: os pubis dan tulang duduk: os ischium, pada wanita, selain sebagai daya tarik bagi pria yang lebih penting lagi dari itu adalah untuk memudahkan dalam pembenihan sampai kepada saat melahirkan si bayi.
Fungsi pertumbuhan dan perkembangan mammae juga penting bagi wanita. Selain sebagai daya tarik buat pria, terutama adalah untuk menghasilkan air susu (ASI) sebagai makanan pokok untuk bayi yang baru lahir, hingga umur penyapihan (dua tahun).
Pertumbuhan dan perkembangan mammae ke arah ukuran orang dewasa pada wanita remaja karena dipengaruhi oleh hormon-hormon kelamin. Selanjutnya dalam masa kehamilan sampai melahirkan mammae berkembang lebih lanjut karena dipengaruhi oleh hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormon, adrenokortikosteroid dan thyroid juga diperlukan bagi pertumbuhan optimal “secretory apparatus” dalam kelenjar susu. Peristiwa persalinan mencetuskan sekresi prolaktin oleh lobus anterior hipophyse, dan karena pengaruhnya maka sel-sel asiner kelenjar susu mengadakan sintesis dan sekresi bermacam-macam komponen susu.
Berdasarkan kepada keterangan di atas maka dapatlah dikatakan bahwa melahirkan bayi dan menyusukannya adalah kodrat bagi kaum wanita. Kodrat pada kaum wanita ini jelas tidak dapat digantikan kedudukannya atau ketetapannya oleh kaum pria. Walaupun ada ‘waria’ berjenis kelamin pria dioperasi menjadi dirinya berkelamin wanita, namun pada hasil akhirnya dia tidak dapat melahirkan sang bayi. Walaupun ada manusia lahir secara tabung (bayi tabung), namun wanita mutlak diperlukan. Karena proses bayi tabung merupakan pertemuan sperma dan ovum di luar seksual, kemudian diletakkan pada rahim wanita subur. Walau ada pria disuntik hormon perangsang mammae sehingga menumbuhkan mammae yang montok, namun hasil akhir tidak dapat mengsekresi air susu buat si bayi.
Kita akui bahwa setiap wanita sehat dan subur yang dapat dibuahi kemudian hamil dan melahirkan bayi akan dapat mengsekresi air susu dari mammaenya. Air susu yang keluar dari mammae ibu (ASI) ini merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Sebab ASI mengandung semua gizi (nutrian) yang dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara  optimal. Di samping itu juga mengandung zat anti kuman yang kuat yang keberadaannya tidak dapat diberikan melalui jalan lain. ASI mengandung antibody terhadap bermacam-macam jasat, baik virus maupun bakteri.
Penggunaan air susu ibu (ASI) di kota-kota besar nampaknya mulai menurun. Hal ini bukan dikarenakan kurangnya pendidikan ataupun pengetahuan sang ibu tentang pentingnya ASI, akan tetapi dikarenakan alasan  kesibukan ibu bekerja di luar rumah, seperti di kantor, di pasar, dan lain-lain. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi; antara lain ibu dapat memeras ASI dengan tangannya di rumah guna meninggalkan ASI untuk bayi saat ibu pergi untuk bekerja, atau ibu dapat memeras ASI-nya pada waktu kerja dan memasukkannya  ke dalam botol steril kemudian mengirimkan kepada bayinya di rumah.
Penyusuan bayi oleh ibu adalah suatu proses dimana seorang bayi menerima air susu dari mammae ibunya. Perlakuan ini merupakan cara ilmiah yang normal dalam memberikan makanan bayi. Cara seperti di atas, yaitu memasukkan ASI  ke dalam botol steril bukanlah cara yang ilmiah. Namun perlu diketahui bahwa lebih tidak ilmiah lagi bila ibu beranggapan bahwa pemberian susu botol buatan atau susu sapi umpamanya dan makanan bayi yang diproduksi pabrik sudah mencukupi kebutuhan makanan sang bayi. Hal ini mungkin akan berbahaya bagi kesehatan sang bayi.
Berbahagialah bagi wanita yang sadar akan kondratnya. Mau menerima kelahiran bayinya dan mau pula untuk menyusukannya dengan sempurna. Bayi yang disusui oleh ibunya dengan ASI secara sempurna akan tumbuh dan berkembang secara optimal, sehat dan cerdas.
Celakalah bagi wanita yang tidak menyadari akan kodratnya. Tidak mau menyusui bayinya setelah melahirkannya. Apalagi kalau sampai membunuhnya. Pembunuhan bayi sering kita dengar dan dapat kita baca pada koran atau majalah. Misalnya: seorang wanita yang mencoba menggugurkan kandungannya akibat hasil dari hubungan gelap dengan pacarnya dan penemuan bayi dalam kantong pelastik asoy di tempat pembuangan sampah. Kasus seperti ini biasanya terjadi karena wanita menyalahgunakan kodrat kewanitaannya. Anatomi wanita yang sedemikian rupa itu merupakan kodrat yang hendaknya jangan disia-siakan. Jangan disalahgunakan. Betapa hinanya bila kodrat ini menjadi salah satu sumber fitnah bila tidak dipelihara atau dijaga.
 (Dimuat di Wahana Media, Sl 15-03-2011, kolom serba serbi hal.14)

1 komentar:

  1. jangan dibuang bayi bayi mu..! antarkan saja ke rumah ku..! biar ku yang mengasuh.

    BalasHapus