Minggu, 29 April 2012

artikel: ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak

IBU ADALAH GURU TERBAIK, MADRASAH BAGI ANAK
Oleh Yafshil Ismal, S.Pd
 (Guru IPA di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur’an Balai Gurah Ampek Angkek)

Ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak. Anak akan berkualitas baik, jika madrasahnya berkualitas baik. Madrasah harus mempunyai sarana dan prasarana lengkap. Pegawai atau karyawan yang jujur dan disiplin, ulet tak mudah menyerah, sopan, ramah, mengayomi, berusaha melayani bukan dilayani. Banyak lagi persyaratan lainnya untuk menjadi pegawai atau karyawan sebuah madrasah. Persyaratan penting lainnya adalah harus alim tentunya.
Karyawan yang kurang trampil, diberi keterampilan atau pelatihan. Yang tidak bisa computer (TBC), diobati agar 'TBC' nya itu tidak ada lagi. Kalau tidak bisa memenuhi syarat, ya tidak bisa pula diterima jadi  karyawan madrasah.
Madrasah yang kualitasnya kurang baik, ini menjadi masalah bagi anak. Anak yang belajar di Madrasah itu bagaimana mau pintar, cerdas, terampil, dan mandiri, kalau dalam belajarnya saja banyak gangguan. Anak tidak konsentrasi dalam belajar, gelisah, keluh kesah, lama-lama ingin pindah dari Madrasah itu. Anak mungkin takut mengatakan kepada bapaknya untuk pindah. Anak terpaksa ikuti kemauan bapaknya. Anak tetap sekolah, walaupun terpaksa. Andaikan wawasan anak cukup luas, maka anak akan nekat, ia tidak mau sekolah di madrasah itu, tetapi di madrasah lain yang lebih baik.
Ibu adalah Guru terbaik, madrasah bagi anak. Sebuah madrasah tentu mempunyai kurikulum. Madrasah kualitasnya baik, mempunyai kurikulum yang berkualitas baik pula . Di dalam kurikulum madrasah tersebut antara lain ada tujuan pembelajaran. Banyak tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, tentu sangat banyak tugas dan kewajiban yang harus dijalankan. Baik tugas dan kewajiban pimpinan, karyawan, maupun anak yang sedang dalam pendidikan.
Ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak. Kewajiban madrasah yang berkualitas baik adalah:
-         Mencintai dan menyayangi anak sebagai amanah (kalau tidak, ya anak-anak pada tidak betah alias pada kabur atau pada pindah ke madrasah lain).
-         Memberi makan anak dengan makanan halal dan baik (jika anak mondok di madrasah, tentu makan di madrasah).
-         Memberi pendidikan anak secara Islami.
-         Melatih anak untuk dapat beribadah.
-         Mengajarkan anak tentang hukum dan akhlaq yang baik.
-         Menanamkan kepada diri anak tentang kecintaan terhadap kehidupan para Nabi, Sahabat, dan orang-orang shaleh.
-         Membiasakan anak agar mematuhi dan menghormati kedua orang tua, guru, dan orang yang lebih tua.
-         Menjauhkan anak dari pergaulan dengan teman yang berperangai buruk dan membantu anak untuk bergaul dengan teman yang baik (kalau anak mondok otomatis pergaulan terjaga dengan baik).
-         Menjauhkan anak dari hiburan atau permainan yang tidak mendidik.
-         Memberikan dorongan dan motivasi kepada anak agar meningkatkan kemampuan ruhiyah dan fikriah.
-         Menghargai perbuatan baik anak dan memberikan hadiah kepadanya, atau menegur perbuatan buruknya secara bijaksana.
-         Membiasakan anak bersikap tabah dan sabar, dalam menghadapi berbagai macam sisi kehidupan.
-         Membiasakan anak sederhana dalam makan, minum, dan berpakaian; melalui bimbingan dan keteladanan.
-         Mendidik anak berbicara sopan dan baik serta mencegah mereka dari suka mencela, sumpah serapah, dan kata-kata kotor.
-         Mendidik anak melakukan amal yang bermanfaat, serta memperingatkan dari perbuatan durhaka, khianat, keji, dan kemaksiatan lainnya.
-         Memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain, olah raga, atau meningkatkan ketangkasan fisik, setelah anak menyelesaikan kewajibannya.
-         Mendoakan, memohonkan ampunan dan petunjuk Allah Swt untuk anak.
Demikianlah kewajiban yang sangat berat dipikul oleh ibu sebagai guru terbaik di rumah, ibarat sebuah madrasah yang berkualitas baik. Ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak.
 (Dimuat di SIMBA Majalah SMAN 1 Baso Edisi 8/th VI/Mei-Juni 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar