Selasa, 19 Februari 2013 M/ 8 Rabiul Akhir 1434 H. Pagi
06: 15
"jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian." [QS. An-Nisa’ (4): 133].
ORANG YANG DIHINDARI DARI AZAB
Segala musibah, datang dari Allah SWT. Sebagaimana
Firman-Nya: Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (artinya:
sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali), [QS.
Al-Baqarah (2): 155-156].
Musibah merupakan cobaan atau ujian, pertanda
untuk ke arah yang lebih baik, ibarat anak sekolah akan naik ke kelas yang
lebih tinggi, apabila lulus dalam ujian. Sebaliknya, musibah bisa jadi sebagai azab
dari Allah SWT. akibat dari umat yang tidak bersyukur.
Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepada mu, dan jika kamu
mengingkari nikmat-Ku, maka sungguh azab-Ku sangat pedih, [QS.Ibrahim (14): 7].
Tanda orang yang bersyukur (beriman dan bertakwa),
mereka meramaikan dan menghidupkan masjid-masjid.
Hadits:
“Sesungguhnya Allah Swt. apabila menurunkan azab dari langit kepada
penduduk bumi, maka azab tersebut dihindarkan dari orang-orang yang meramaikan
masjid-masjid”. (Riwayat Asakir melalui Anas r.a.).
Penjelasan:
Tiada suatu azab pun yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada suatu penduduk
bumi, melainkan azab tersebut tidak akan mengenai orang-orang yang menghidupkan
masjid-masjid. Yang dimaksud dengan mereka yang meramaikan dan menghidupkan
masjid-masjid ialah orang-orang yang selalu mengerjakan ibadah di dalam masjid
sehingga masjid tampak ramai dan hidup, tidak sepi.
Sumber Hadits dan
Penjelasannya:
Sayyid Ahmad
Al-Hasyimi. Syarah Mukhtaarul Ahaadiits. Hadis-hadis Pilihan (Berikut
Penjelasannya). Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung. Cetakan kedelapan 2007.
h.197).
Diterjemahkan dan
disyarahi oleh:
K.H. Moch. Anwar
H. Anwar Abu
Bakar, L.C.
Drs. Ii Sufyana
M. Bakri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar