Jumat, 23 November 2012

AYAH.., KU RINDU..



AYAH.., KU RINDU..

Ayah.., ku rindu..
kapan kita akan bertemu..?
Ayah telah dulu
menemui Al-Khaaliqu

Ayah.., ku rindu..
ku ingin menyusul mu,
tapi..
belum waktu

Ayah.., ku rindu..
ku yakin.., akan tiba jua waktu
menemui Al-Qudduusu

Ayah.., ku rindu..
kerinduan ku bukan ingin cepat menemui mu
bukan pula ingin berlama menemui mu,
Al-Muqtadiru

Yang Sangat Berkuasa
menentukan kita

Ayah.., ku rindu..
ku yakin..,
cepat atau lambat
cepat bukan dipercepat,
lambat bukan diperlambat,
ku akan menemui hal yang sama
Al-Hayyu tidak selamanya menghidupkan ku

Ayah.., ku rindu..
kerinduan ku bawa dalam do’a,
do’a yang ayah ajarkan pada ku,
kata mu: “do’a anak yang soleh dan solehah”
bukan anak yang “salah”

Ayah.., ku rindu..
do’a ku selalu,
agar ِAl-Gaffaaru mengampuni dosa mu
agar ِAl-Ghafuuru menghapus salah mu
agar Al-Kabiiru melapangkan kubur mu

Ayah.., ku rindu
semoga Al-Mujiibu mengabulkan do’a ku
untuk mu

Ayah.., ku rindu
kapan kita akan bertemu..?
Al-Mumiitu yang tahu.

(Selasa 11 September 2012/24 Syawal 1433 H) 

(Al-Khaaliqu =  الخالق  =  Yang Maha Pencipta)
(Al-Qudduusu = القدوس    =  Yang Maha Suci)
ِ)Al-Muqtadiru =  المقتدر   =  Yang Sangat Berkuasa)
(Al-Hayyu  =   الحي  =   Yang Maha Hidup)
(Al-Gaffaaru =  الغفار   =  Yang Maha Pengampun)
Al-Ghafuuru =   الغفور  =  Yang Maha Pengampun)
(Al-Kabiiru =  الكبير   = Yang Maha Besar)
 (Al-Mujiibu =  المجيب   =  Yang Mengabulkan Do’a)
(Al-Mumiitu =    المميت= Yang Maha Mematikan)

puisi: JANGANLAH PATAH


                                  Sumber Foto: http://world-aquaculture.blogspot.com

JANGANLAH PATAH

Andai ikan yang berenang,
patah sirip
sirip patah
patah patah sirip
sirip patah patah,
mau berenang ke mana?
ke mana mau berenang?
mau ke mana mana, berenang..
tak mampu
tak bisa 
tak tak tak

andai burung yang terbang,
patah sayap
sayap patah
patah patah sayap
sayap patah patah,
mau terbang ke mana?
ke mana mau terbang?
mau ke mana mana, terbang..
tak mampu
tak bisa
tak terbang
tak tak tak

andai si pembicara patah kata,
mau kata apa?
apa mau dikata?
mau bicara apa?
mau kata kata apa?
terbata bata kata
tak bicara
bicara.. tak.. tak.. tak..

andai si penulis patah pena,
bagaimana coba?
andai si buta patah tongkat,
bagaimana coba?
andai si musafir patah jalan,
patah kaki,
bagaimana coba?
andai kendaraan patah kemudi,
bagaimana coba?
andai harimau patah gigi,
gigi gigi, patah..
gigi taring, gigi seri,  
patah kuku,
kuku kuku, patah..
kuku kaki,
patah kaki,
kaki, patah patah
bagaimana coba?

Andai diri,
andai terjadi
patah hati
patah semangat
patah selera
patah segala
segala patah,
patah..patah..
hati hati
patah hati, patah jari patah gigi patah tulang patah taring,
patah..patah..
andai bisa disambung
tak sekuat semula.

Jagalah hati jagalah diri,
jagalah mata jagalah telinga,
jagalah kata jagalah bicara,
jagalah jari jagalah kaki,
jagalah langkah,
jagalah jagalah
hati, hati hati
Janganlah patah
patah..patah..janganlah
janganlah patah patah.
Janganlah patah

patah hati, tumbuhlah
patah tumbuh
hilang berganti
semangatlah
kuatlah,
jagalah sehat,
andai sakit..
sehatlah,
semoga.

Hidup ini penuh makna
penuh arti 
penuh warna
warni,
hidup tak sendiri,
kebersamaan
teman sahabat kerabat handai tolan
lingkungan.

Hidup itu sangat berarti.
Hidup itu bergerak,
bergerak itu ada perubahan,
andai tak ada perubahan
berarti mati dalam kehidupan.

Hidup..
Kehidupan..
janganlah patah,
patah..patah..
jangan.
Janganlah patah.

(18/11/12).