Minggu, 29 April 2012

artikel: assalamu'alaikum; ucapan peminta-minta?

ASSALAMU’ALAIKUM; UCAPAN PEMINTA-MINTA?
 Oleh Yafshil Ismal, S.Pd
 (Guru IPA di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur’an Balai Gurah Ampek Angkek)

Ada orang yang berpendapat, ucapan salam pada akhir-akhir ini tidak perlu lagi diucapkan apabila berkunjung ke rumah orang lain. Alasannya, sudah banyak yang mempunyai bel tamu di depan pintu rumah mereka. Malah ada bel tamu yang bisa berbunyi “Assalamu’alaikum.”
Kata mereka lagi, “Kelihatannya seperti orang minta-minta yang selalu mengobral assalamu’alaikum.”
Pernah teman menyampaikan pengalamannya kepada penulis, sewaktu ia bertamu ke rumah orang lain, sebagai berikut:
Pada waktu itu aku baru balik dari masjid, selesai  shalat berjamaah. Karena ada suatu keperluan yang akan disampaikan kepada seseorang yang bertempat tinggal tidak jauh dari masjid, maka aku langsung ke rumahnya.
Di teras depan rumah, aku mengucapkan salam. Sebentar aku  menunggu, dengan harapan ada orang yang menjawab. Tetapi tidak ada jawaban. ”Apakah orang di dalam rumah tidak mendengar ucapan salam, atau aku  yang tidak mendengar jawaban?” Tanya ku dalam hati.
 Aku mengulangi ucapan salam, hingga yang ke tiga kalinya. Tak lama kemudian keluar seorang anak, lalu berkata: “Maaf dulu pak!” Anak itu dengan cepat berlalu dari hadapanku. Ia kembali masuk ke dalam rumah.
“Astagafirullah!” Seruku perlahan. Aku termenung sebentar dan berfikir tentang kejadian barusan, apa gerangan yang menyebabkan anak tadi mengatakan “Maaf dulu pak!”
Kemudian aku menyadari, aku sedang memakai sarung dan berkopiah, serta mengucapkan assalamu’alaikum. Anak itu mungkin berpikiran, bahwa aku adalah peminta-minta.
Peristiwa lain, yang pada pokoknya menghubungkan assalamu’alaikum dengan ucapan orang minta-minta, yaitu mereka menjawab dengan “Maaf dulu pakiah” Apakah jawaban ini mencemooh atau berseloroh? Padahal belum dijawab dengan wa’alaikum salam. 
Malah ada orang yang berpendapat, assalamu’alaikum bisa diganti dengan ucapan lain, seperti selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam. 
Mengucapkan salam adalah sunat, sedangkan menjawabnya adalah wajib.
Untuk itu renungkanlah perkataan ulama berikut ini:
Penghormatan orang Nashara dengan meletakkan tangan di mulut,  orang Yahudi lewat berisyarat dengan jari, orang Majusy dengan menyondongkan badan, orang Arab lewat ucapan “Hayyaakalaahu” (Semoga Allah memberikan penghormatan kepadamu). Penghormatan orang beriman dengan ucapan: Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Inilah penghormatan yang paling mulia atau paling baik. (Usman Alkhaibawi. Durratun Nasihin. Almunawar, Semarang, Jld. I hal.217).
Terjemahan qur’an dan hadis berikut, dapat dijadikan pedoman:
Jika kamu diberi penghormatan atau salam, maka balaslah dengan yang lebih sempurna, atau dengan yang setimpal. (QS. 4: 86).
Dibawakan oleh Anas dll, bahwa Rasulullah Saw. silaturahmi kepada kaum Anshar. Suatu hari Rasulullah Saw. datang ke rumah Sa’ad bin Ubadah. “Assalamu’alaikum warahmatullah” Ucap beliau. “Wa’alaikum salam warahmatullah” Jawab Sa’ad dengan perlahan. Sehingga Rasulullah tidak mendengarnya. Rasulullah mengulangi salam sampai tiga kali. Sa’ad pun menjawab sebanyak itu pula. Namun tetap dengan perlahan sehingga tidak terdengar oleh Rasullullah.
Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah untuk tidak mengulangi salam lebih dari tiga kali. Nabi berbalik hendak pulang. Sa’ad menyusul seraya berkata:
“Demi Allah, ya Rasulullah. Tiap kali baginda mengucap salam, tiap kali pula saya jawab. Saya sengaja menjawab dengan suara perlahan agar baginda tak mendengar dengan harapan baginda lebih banyak lagi mengucapkan salam untuk kami. Kami berharap banyak memperoleh berkah karenanya. Kini, silakan masuk ya Rasulullah.” (Riwayat Ahmad, Ibnu ‘Asakir, Abu Daud, dll).
Jelas bagi kita, “Assalamu’alaikum” adalah ucapan penghormatan bagi orang muslim yang wajib dijawab, dan sebagai doa yang hendaknya disyiarkan. (Pernah dimuat di "GANTO" Koran Kampus IKIP/UNP). 

artikel: ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak

IBU ADALAH GURU TERBAIK, MADRASAH BAGI ANAK
Oleh Yafshil Ismal, S.Pd
 (Guru IPA di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur’an Balai Gurah Ampek Angkek)

Ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak. Anak akan berkualitas baik, jika madrasahnya berkualitas baik. Madrasah harus mempunyai sarana dan prasarana lengkap. Pegawai atau karyawan yang jujur dan disiplin, ulet tak mudah menyerah, sopan, ramah, mengayomi, berusaha melayani bukan dilayani. Banyak lagi persyaratan lainnya untuk menjadi pegawai atau karyawan sebuah madrasah. Persyaratan penting lainnya adalah harus alim tentunya.
Karyawan yang kurang trampil, diberi keterampilan atau pelatihan. Yang tidak bisa computer (TBC), diobati agar 'TBC' nya itu tidak ada lagi. Kalau tidak bisa memenuhi syarat, ya tidak bisa pula diterima jadi  karyawan madrasah.
Madrasah yang kualitasnya kurang baik, ini menjadi masalah bagi anak. Anak yang belajar di Madrasah itu bagaimana mau pintar, cerdas, terampil, dan mandiri, kalau dalam belajarnya saja banyak gangguan. Anak tidak konsentrasi dalam belajar, gelisah, keluh kesah, lama-lama ingin pindah dari Madrasah itu. Anak mungkin takut mengatakan kepada bapaknya untuk pindah. Anak terpaksa ikuti kemauan bapaknya. Anak tetap sekolah, walaupun terpaksa. Andaikan wawasan anak cukup luas, maka anak akan nekat, ia tidak mau sekolah di madrasah itu, tetapi di madrasah lain yang lebih baik.
Ibu adalah Guru terbaik, madrasah bagi anak. Sebuah madrasah tentu mempunyai kurikulum. Madrasah kualitasnya baik, mempunyai kurikulum yang berkualitas baik pula . Di dalam kurikulum madrasah tersebut antara lain ada tujuan pembelajaran. Banyak tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, tentu sangat banyak tugas dan kewajiban yang harus dijalankan. Baik tugas dan kewajiban pimpinan, karyawan, maupun anak yang sedang dalam pendidikan.
Ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak. Kewajiban madrasah yang berkualitas baik adalah:
-         Mencintai dan menyayangi anak sebagai amanah (kalau tidak, ya anak-anak pada tidak betah alias pada kabur atau pada pindah ke madrasah lain).
-         Memberi makan anak dengan makanan halal dan baik (jika anak mondok di madrasah, tentu makan di madrasah).
-         Memberi pendidikan anak secara Islami.
-         Melatih anak untuk dapat beribadah.
-         Mengajarkan anak tentang hukum dan akhlaq yang baik.
-         Menanamkan kepada diri anak tentang kecintaan terhadap kehidupan para Nabi, Sahabat, dan orang-orang shaleh.
-         Membiasakan anak agar mematuhi dan menghormati kedua orang tua, guru, dan orang yang lebih tua.
-         Menjauhkan anak dari pergaulan dengan teman yang berperangai buruk dan membantu anak untuk bergaul dengan teman yang baik (kalau anak mondok otomatis pergaulan terjaga dengan baik).
-         Menjauhkan anak dari hiburan atau permainan yang tidak mendidik.
-         Memberikan dorongan dan motivasi kepada anak agar meningkatkan kemampuan ruhiyah dan fikriah.
-         Menghargai perbuatan baik anak dan memberikan hadiah kepadanya, atau menegur perbuatan buruknya secara bijaksana.
-         Membiasakan anak bersikap tabah dan sabar, dalam menghadapi berbagai macam sisi kehidupan.
-         Membiasakan anak sederhana dalam makan, minum, dan berpakaian; melalui bimbingan dan keteladanan.
-         Mendidik anak berbicara sopan dan baik serta mencegah mereka dari suka mencela, sumpah serapah, dan kata-kata kotor.
-         Mendidik anak melakukan amal yang bermanfaat, serta memperingatkan dari perbuatan durhaka, khianat, keji, dan kemaksiatan lainnya.
-         Memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain, olah raga, atau meningkatkan ketangkasan fisik, setelah anak menyelesaikan kewajibannya.
-         Mendoakan, memohonkan ampunan dan petunjuk Allah Swt untuk anak.
Demikianlah kewajiban yang sangat berat dipikul oleh ibu sebagai guru terbaik di rumah, ibarat sebuah madrasah yang berkualitas baik. Ibu adalah guru terbaik, madrasah bagi anak.
 (Dimuat di SIMBA Majalah SMAN 1 Baso Edisi 8/th VI/Mei-Juni 2011)


artikel: melahirkan dan menyusui, kodrat wanita


MELAHIRKAN DAN MENYUSUI, KODRAT WANITA
Oleh Yafshil Ismal, S.Pd
(Guru di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur'an Balai Gurah Ampek Angkek)
Apabila kita mempelajari Anatomi dan Fisiologi tubuh Manusia, maka kita akan menemui perbedaan yang jelas antara pria dengan wanita. Dari sekian banyak perbedaan, antara lain adalah  terdapatnya perbedaan os coxae atau tulang panggul yang bentuknya lebih melebar pada tubuh wanita dibandingkan dengan panggul pria yang bentuknya agak ramping. Kemudian mammae atau payudara yang tumbuh dan berkembang pada tubuh wanita, sedangkan pada tubuh pria tidak demikian halnya. Perbedaan ini terjadi karena fungsi yang berlainan antara keduanya.
Fungsi pelebaran tulang panggul; yang terdiri dari tulang usus: os ilium, tulang kemaluan: os pubis dan tulang duduk: os ischium, pada wanita, selain sebagai daya tarik bagi pria yang lebih penting lagi dari itu adalah untuk memudahkan dalam pembenihan sampai kepada saat melahirkan si bayi.
Fungsi pertumbuhan dan perkembangan mammae juga penting bagi wanita. Selain sebagai daya tarik buat pria, terutama adalah untuk menghasilkan air susu (ASI) sebagai makanan pokok untuk bayi yang baru lahir, hingga umur penyapihan (dua tahun).
Pertumbuhan dan perkembangan mammae ke arah ukuran orang dewasa pada wanita remaja karena dipengaruhi oleh hormon-hormon kelamin. Selanjutnya dalam masa kehamilan sampai melahirkan mammae berkembang lebih lanjut karena dipengaruhi oleh hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormon, adrenokortikosteroid dan thyroid juga diperlukan bagi pertumbuhan optimal “secretory apparatus” dalam kelenjar susu. Peristiwa persalinan mencetuskan sekresi prolaktin oleh lobus anterior hipophyse, dan karena pengaruhnya maka sel-sel asiner kelenjar susu mengadakan sintesis dan sekresi bermacam-macam komponen susu.
Berdasarkan kepada keterangan di atas maka dapatlah dikatakan bahwa melahirkan bayi dan menyusukannya adalah kodrat bagi kaum wanita. Kodrat pada kaum wanita ini jelas tidak dapat digantikan kedudukannya atau ketetapannya oleh kaum pria. Walaupun ada ‘waria’ berjenis kelamin pria dioperasi menjadi dirinya berkelamin wanita, namun pada hasil akhirnya dia tidak dapat melahirkan sang bayi. Walaupun ada manusia lahir secara tabung (bayi tabung), namun wanita mutlak diperlukan. Karena proses bayi tabung merupakan pertemuan sperma dan ovum di luar seksual, kemudian diletakkan pada rahim wanita subur. Walau ada pria disuntik hormon perangsang mammae sehingga menumbuhkan mammae yang montok, namun hasil akhir tidak dapat mengsekresi air susu buat si bayi.
Kita akui bahwa setiap wanita sehat dan subur yang dapat dibuahi kemudian hamil dan melahirkan bayi akan dapat mengsekresi air susu dari mammaenya. Air susu yang keluar dari mammae ibu (ASI) ini merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Sebab ASI mengandung semua gizi (nutrian) yang dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara  optimal. Di samping itu juga mengandung zat anti kuman yang kuat yang keberadaannya tidak dapat diberikan melalui jalan lain. ASI mengandung antibody terhadap bermacam-macam jasat, baik virus maupun bakteri.
Penggunaan air susu ibu (ASI) di kota-kota besar nampaknya mulai menurun. Hal ini bukan dikarenakan kurangnya pendidikan ataupun pengetahuan sang ibu tentang pentingnya ASI, akan tetapi dikarenakan alasan  kesibukan ibu bekerja di luar rumah, seperti di kantor, di pasar, dan lain-lain. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi; antara lain ibu dapat memeras ASI dengan tangannya di rumah guna meninggalkan ASI untuk bayi saat ibu pergi untuk bekerja, atau ibu dapat memeras ASI-nya pada waktu kerja dan memasukkannya  ke dalam botol steril kemudian mengirimkan kepada bayinya di rumah.
Penyusuan bayi oleh ibu adalah suatu proses dimana seorang bayi menerima air susu dari mammae ibunya. Perlakuan ini merupakan cara ilmiah yang normal dalam memberikan makanan bayi. Cara seperti di atas, yaitu memasukkan ASI  ke dalam botol steril bukanlah cara yang ilmiah. Namun perlu diketahui bahwa lebih tidak ilmiah lagi bila ibu beranggapan bahwa pemberian susu botol buatan atau susu sapi umpamanya dan makanan bayi yang diproduksi pabrik sudah mencukupi kebutuhan makanan sang bayi. Hal ini mungkin akan berbahaya bagi kesehatan sang bayi.
Berbahagialah bagi wanita yang sadar akan kondratnya. Mau menerima kelahiran bayinya dan mau pula untuk menyusukannya dengan sempurna. Bayi yang disusui oleh ibunya dengan ASI secara sempurna akan tumbuh dan berkembang secara optimal, sehat dan cerdas.
Celakalah bagi wanita yang tidak menyadari akan kodratnya. Tidak mau menyusui bayinya setelah melahirkannya. Apalagi kalau sampai membunuhnya. Pembunuhan bayi sering kita dengar dan dapat kita baca pada koran atau majalah. Misalnya: seorang wanita yang mencoba menggugurkan kandungannya akibat hasil dari hubungan gelap dengan pacarnya dan penemuan bayi dalam kantong pelastik asoy di tempat pembuangan sampah. Kasus seperti ini biasanya terjadi karena wanita menyalahgunakan kodrat kewanitaannya. Anatomi wanita yang sedemikian rupa itu merupakan kodrat yang hendaknya jangan disia-siakan. Jangan disalahgunakan. Betapa hinanya bila kodrat ini menjadi salah satu sumber fitnah bila tidak dipelihara atau dijaga.
 (Dimuat di Wahana Media, Sl 15-03-2011, kolom serba serbi hal.14)

artikel: renungan senja


RENUNGAN SENJA
Oleh: Yafshil Ismal
(Guru di SMPN 1 Baso dan di SMPS TahfizhulQur'an Balai Gurah Ampek Angkek)

Sore jelang malam. Di senja hari ini, sendiri. Merenungi hari, apakah beruntung di hari lalu, beruntung di hari ini, dan beruntung di hari esok.
Waktu kemarin, telah berlalu, tak jumpa lagi untuk selamanya. Tak banyak yang dapat diperbuat, agar memberi manfaat. Waktu, sedetik..bahkan sepersekian detik..yang lalu, telah berlalu, tak dapat dikejar. Waktu terus melaju, berputar seiring berputarnya bumi siang dan malam.
Waktu lalu, hal yang paling jauh. Jauh pergi tanpa permisi apalagi kompromi. Pergi tak perduli orang sedang apa, mengapa, dan bagaimana. Itulah..hari, di senja ini, merenung jelang malam tiba. Bahagiakah diri?
Tak banyak yang dapat diperbuat, kerja dunia maupun akhirat.
Ya, Tuhan, jika batas umur ini masih panjang, tentu akan terus berjuang, berpacu dengan waktu. Tak ada waktu luang. Waktu adalah uang. Waktu terasa sempit. Waktu adalah duit. Terus berjuang. Waktu adalah pedang. Pedang untuk berjuang.
Waktu, di waktu lalu, waktu terbuang, waktu dibuang-buang.
Waktu lalu, hal yang paling jauh, tak dapat diulang. Tak terbayang memang, kini jadi penyesalan. Masih adakah waktu yang panjang? Untuk menebus waktu lalu, untuk berjuang menggunakan pedang. Semoga masih ada waktu.
(Dimuat di Wahana Media Sl 15-03-2011 hal.14).

Sabtu, 28 April 2012

puisi: koruptor

KORUPTOR
Karya: Yafshil Ismal, S.Pd

 Duit ku cari..
demi diri..
untuk..sesuap nasi.
Ku cari duit..
demi anak..
demi istri..
untuk..sesuap nasi.
Ku buru dolar..
ku kejar ringgit..
jari ku gigit.
Dimanakah duit..
kemanakah duit..
adakah yang menggigit?
Hai orang-orang yang berduit..
adakah duit ku..kau gigit?
Bukalah..mulut mu!
Cari duit..
duit ku cari..
duit ku untuk..sesuap nasi..
duit ku..kau korupsi.
Duit ku cari..untuk makanan..
duit ku..kau curi..
duit ku..kau telan.
Berikan! berikan! berikan!
demi..semua yang sedang kelaparan..
Bukalah mulut mu, Koruptor!
Biarkan?
Berikan!
ataukah..manakah..
Tuhan, yang akan berikan!
hukuman! ampunan?

Ampek Angkek, Kamis 3-2-2011.
(Dimuat di Wahana Media, Sl 15-03-2011, kolom serba serbi hal.15).

artikel: KIAT AGAR TERHINDAR DARI LILITAN HUTANG

 KIAT AGAR TERHINDAR DARI LILITAN HUTANG
Yafshil Ismal, S.Pd
(Guru IPA di SMPN 1 Baso dan SMP Tahfizhulqur’an Balai Gurah Ampek Angkek)

Banyak permasalahan dalam kehidupan di dunia ini. Masalah dapat menimbulkan keluh kesah, gelisah, dan susah. Lebih-lebih masalah dililit hutang.
Sebenarnya melakukan pinjaman atau hutang, boleh dan sah-sah saja dilakukan, asalkan persoalannya adalah untuk keperluan apakah hutang dilakukan atau bahkan hutang malah ditambah?
Kalaulah pinjaman (hutang) yang diperoleh dapat dikelola dengan baik atau bahkan mampu untuk menghasilkan pemasukan (halal) yang lebih besar dari hasil pinjaman itu, hal ini tentu tidak jadi masalah.
Kebanyakan lain ceritanya, dengan membuat hutang atau bahkan menambah hutang akan membuat persoalan atau malah menambah pula masalah, apalagi jika pengelolaan uang hasil hutang tersebut tidak dilakukan dengan bijak.
Meminjam uang dalam jumlah yang cukup besar, dimana uang tersebut digunakan untuk kebutuhan konsumtif, bulan pertama, kedua masih biasa saja dalam menikmati uang hasil pinjaman tersebut. Terasa seperti banyak rezeki. Lama kelamaan mulai terasa susah. Mau tidak mau setiap bulan hidup dengan uang yang pas-pasan atau bahkan kekurangan. 
Bagi yang sudah terlanjur, ya.. mau diapakan lagi, untuk itu carilah solusinya agar hutang bisa cepat dilunasi.

Berikut kiat agar terhindar dari lilitan hutang:
  1. Mengetahui dan mengingat hadis-hadis tentang masalah hutang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah Saw. bersabda, Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada hutangnya hingga dibayarkan hutangnya, (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ad-Darimi, Ibnu Majah, dan Al-Baghawi).
Hadis ini menunjukkan bahwa seseorang akan tetap dipersoalkan dengan hutangnya walaupun ia telah meninggal dunia. Sehingga sangat dianjurkan untuk melunasi hutang sebelum meninggal dunia.
Jika seseorang telah meninggal dunia lebih dahulu sementara dia masih berhutang maka yang pertama kali diurus adalah membayarkan hutang-hutangnya, meskipun menghabiskan seluruh hartanya dan tidak meninggalkan warisan.
Ini menunjukkan bahwa hutang adalah sebuah tanggung jawab yang sangat berat, dunia dan akhirat.  
  1. Janganlah memaksakan diri untuk berhutang.
Meminjam dapat menjadi wajib hukumnya jika pinjaman tersebut digunakan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup seseorang atau untuk menjaga harta seseorang.
Kalau tidak dalam kondisi darurat atau terpaksa, janganlah berhutang. 
  1. Hendaklah merasa malu untuk berhutang.
Orang yang terpaksa berhutang, biasanya orang yang sedang dalam kondisi kekurangan atau bahkan kelaparan. Jika tidak dalam keadaan yang seperti ini, mengapa harus berhutang? Apakah tidak malu dianggap orang yang selalu dalam kekurangan? Padahal dalam keadaan berkecukupan.
Sesungguhnya di antara perkataan para nabi terdahulu yang ditemukan oleh orang-orang adalah: “Apabila engkau tidak merasa malu, maka lakukanlah apa yang engkau kehendaki.” (Riwayat Bukhari). 
  1. Hindari kebiasaan untuk mengambil kredit.
Mengambil kredit sangat mudah dan cepat, yang perlu dipikirkan atau dipertimbangkan adalah mengansur kredit tersebut. Ini jelas akan menjadi beban tiap bulan. Apalagi kredit yang diambil banyak dan dalam jumlah yang besar serta dalam jangka waktu yang lama. Akan memusingkan diri sendiri nantinya. 
  1. Jadikanlah hutang sebagai prioritas utama untuk segera dilunasi.
Jika mendapatkan rezeki yang berlebih, hendaklah dengan segera lakukan pelunasan terhadap hutang.
Bukan gali lubang tutup lubang, atau berhutang disini untuk melunasi yang di sana. Berhutang di sana untuk melunasi yang di sini.
Kalau tidak cepat dilunasi, apakah ada jaminan orang yang berhutang akan diberi-Nya umur panjang?
  1. Hendaklah merasa diri berkecukupan dengan apa yang diberikan-Nya.
Syukurilah nikmat yang sudah diberi-Nya. Melihatlah ke bawah (kepada orang yang lebih susah atau lebih menderita). Jangan melihat ke atas (kepada orang yang lebih kaya).
Jika ini diabaikan, kemungkinan orang akan menambah hutang. Hutang yang semakin banyak jelas akan menambah kesusahan.
Janganlah kalian berhutang, karena sesungguhnya hutang itu merupakan kesusahan di malam hari dan kehinaan di siang hari, (Riwayat Baihaqi).

  1. Berzakat dan sedekah
Aneh kedengarannya. Banyak hutang malah dianjurkan untuk bersedekah. Sedekah tidak akan mengurangi harta kekayaan. Tidak membuat rugi, malah akan mendapat manfaat, biar sedikit yang penting ikhlas. Yakinlah, Allah akan membalas dengan rezeki yang berlipat ganda.
Bila penghasilan cukup senisab keluarkanlah zakatnya. Ini kewajiban, jangan diabaikan. Disini ada hak fakir miskin. Gunanya untuk membersihkan penghasilan. Juga untuk kebahagiaan kelak di akhirat.
  1. Meneladani kehidupan orang yang shalih.
Orang yang shalih, orang yang banyak bersyukur. Hidup penuh dengan kesederhanaan. Menerima apa adanya. Tidak tamak atau tidak rakus. Bersifat sabar dan banyak berdoa.  
  1. Doa
Rasulullah mengajarkan doa sebagai berikut:
Ingatlah, aku akan memberitahukan kepada kalian tentang suatu doa, bilamana doa tersebut engkau ucapkan, niscaya Allah Swt. akan melenyapkan kesusahanmu, dan membayar semua hutangmu. Ucapkanlah doa berikut ini di waktu pagi dan sore hari, yaitu: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan sifat kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang tak terbayarkan dan dari penindasan orang-orang.” (Riwayat Abu Daud).
Demikianlah kiat agar terhindar dari lilitan hutang. Apakah masih ada niat untuk berhutang atau bahkan menambah hutang?
Hutang yang lama saja belum dilunasi..! Apakah belum ada niat untuk melunasi..! Atau barangkali niat untuk melunasi sudah ada, tapi usaha yang sungguh-sungguh agar cepat terlunasinya belum maksimal.

Sumber bacaan:
- Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Adab-adab dan Etika Hutang Piutang. Pustaka At-Taqwa. Cet. kedua April 2010.
- Sumber lain yang relevan.